Nusantara Jaya

Selasa, 24 November 2009

Kebangkitan Peradban Tuhan

PERJALANAN PERADABAN ZULUMAT PRA KEBANGKITAN BANI ISMAEL II

A. DINASTI TIMURIYAH (1369-1501 M)
Sejak tahun 892 M, wilayah Asia Tengah dikuasai oleh Daulah Samaniah. Kemudian sejak tahun 999 M ditundukkan Dinasti Ghaznawi yang berkedudukan di Ghazna (Afghanistan). Dinasti ini berakhir tahun 1186 M setelah dikalahkan Dinasti Ghuriyah dari India.
Setelah Jenghis Khan berhasil menguasai imperium, Asia Tengah diperintah oleh Dinasti Chaghataiah sebagai bagian dari imperium Hulagu Mongol. Pada tahun 1363 M, Jenderal Timur Leng mengkudeta dinasti tersebut dan mendirikan Dinasti Timuriyah. Dinasti ini semakin berkembang pesat seiring dipersatukannya Timur Tengah pada tahun 1370 M yang mengalami perpecahan semenjak runtuhnya rezim Il-Khan, dan Timur Leng memasukkan wilayah tersebut kedalam Dinasti Timuriyah. Timur Leng berhasil menundukkan Kesultanan Delhi di India tahun 1398 M dan Dinasti Utsmani di Turki tahun 1402 M, namun dalam misinya menaklukkan Cina yang saat itu diperintah Dinasti Ming, ia wafat tahun 1405 M. Sepeninggalnya Dinasti Timuriyah mengalami kemunduran dan wilayahnya di India yang dipimpin Dinasti Sayyid, ditundukkan Dinasti Ludhi tahun 1451 M. Masa dinasti ini akhirnya berakhir setelah ditundukkan Dinasti Syaibaniyah dari Uzbekistan tahun 1501 M, sementara pada tahun yang sama wilayahnya di Iran direbut Dinasti Safawiyah.

B. DINASTI UTSMANI DI TURKI (1300-1923 M)
Dinasti Utsmani sendiri awal mulanya terdiri keluarga besar Usman I (1300-1326 M) yang bergabung dengan bangsa Georgia dan Armenia. Pada masa Sultan Orkhan (1326-1359 M), dinasti ini berhasil menguasai sebagian besar Turki. Dinasti Utsmani periode awal mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Murad I. Sebagian Balkan dan seluruh Turki serta Makedonia, sebagian Bulgaria dan seluruh Yunani berhasil ditaklukkan. Periode awal ini diakhiri dengan kekalahan dari Dinasti Timuriyah tahun 1402 M, sehingga wilayah Utsmani hampir seluruhnya jatuh ketangan Timur Leng.
Periode kedua kebangkitan Utsmani diawali oleh Sultan Murad II (1421-1451 M). Pada masanya wilayah Utsmani diperluas dengan penaklukkan Venezia (Italia), Salonika (Yunani) dan Hongaria. Periode kedua ini mencapai kejayaannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M). Ekspansi yang dilakukannya adalah menaklukkan Kekaisaran Bizantium dengan pusatnya Constantinopel tahun 1453 M. Dengan penaklukkan ini, maka jalur perdagangan Eropa-Asia dimonopoli oleh Utsmani. Ekspansi terus dilanjutkan dengan menguasai Serbia, Albania dan Hongaria. Utsmani menjadi kerajaan terbesar pada masa itu dengan menguasai seluruh Eropa Timur, Timur Tengah sampai Persia serta Mesir bagian hulu.
Dinasti Utsmani mulai mengalami kemunduran sejak kekalahan dari gabungan pasukan Austria dan Kristen Eropa dalam pertempuran Lepanto tahun 1571 M. Kemerosotan Utsmani semakin merosot dengan pecahnya satu per satu wilayahnya dan puncaknya pada kekalahan penaklukan Wina (Austria) tahun 1683 M. Akhirnya tahun 1923 Turki menjadi republik.

C. IMPERIALISME BARAT
Imperialisme adalah paham yang bertujuan menguasai daerah lain untuk dijadikan wilayah kekuasaannya. Semakin luas daerah yang dikuasai semakin kuat dan masyurlah negara dan rajanya. Imperialisme Barat dilatarbelakangi dikuasainya Constantinopel oleh Dinasti Utsmani pada abad ke-15 dan 16 yang menyebabkan tertutupnya jalur perdagangan Eropa Asia sehingga bangsa-bangsa Barat berusaha mencari koloni-koloni di benua lain melalui jalur laut.
Imperialisme dibedakan menjadi imperialisme kuno dan modern. Imperialisme kuno berlangsung sejak penjelajahan samudra oleh Spanyol dan Portugis akhir abad 15 dan 16. Semboyan imperialisme kuno adalah "3G" yaitu gold (mencari kekayaan yang berupa emas), gospel (menyebarkan agama Kristen), dan glory (kejayaan negara dan raja).
Imperialisme modern berkembang sejak revolusi industri di Inggris abad-18. Motivasi imperialisme modern bertumpu pada industrialisasi. Empat faktor pendorong imperialisme modern yaitu berkepentingan dengan penanaman modal (investasi), memasarkan hasil industri dan memperoleh bahan baku. Sistem ekonomi seperti ini yang disebut kapitalisme. Apalagi dengan lahirnya negara Amerika Serikat yang menjadi pelopor liberalisme dan humanisme, kapitalisme menjadi bagian penting dari kedua ideologi tersebut.
Dampak dari revolusi industri adalah rendahnya upah buruh sehingga memicu revolusi sosial. Kebencian terhadap kapitalisme mulai tumbuh dan mencapai puncaknya dengan lahirnya paham Marxisme (1848 M). Paham ini kemudian berkembang pesat di Eropa Timur, terutama Rusia.
Singkat kata, pada era ini dunia dikuasai perserikatan bangsa-bangsa Eropa Barat. Sebagai contoh Perjanjian Tordesillas yang membagi jalur penaklukkan koloni antara bangsa Spanyol dan Portugis. Prancis sempat mencuat ketika menjadi Kekaisaran (1804-1814 M) yang dipimpin Kaisar Napoleon. Namun sepeninggalnya kekaisaran tersebut runtuh. Jadi secara garis besar, diantara bangsa-bangsa Eropa Barat tersebut yang paling sukses ialah Inggris yang mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Ratu Victoria (1837-1901 M). Perebutan wilayah kekuasaan memicu sering terjadinya perang antar bangsa Eropa dan puncaknya pada akhir abad-19, timbul aliansi-aliansi antar negara untuk saling melindungi antar sesame anggota apabila anggota lain diserang. Hal inilah yang memicu timbulnya Perang Dunia.

D. PBB, NIMROD DUNIA BARAT DI TENGAH PERANG DINGIN
Perang Dunia yang terjadi dua kali yaitu tahun 1914-1918 (dipicu imperialisme Barat) dan 1939-1945 (dipicu Fasisme Jerman dan Italia) menimbulkan suatu usul dibentuknya Nimrod baru yang didirikan tahun 1945 dengan nama United Nations Organization atau PBB. Namun sesungguhnya PBB ini sendiri hanyalah boneka dari sosialisme dan liberalisme. Inilah yang disebut Perang Dingin.
Dibelakang Zionisme Yahudi (1948 M), Jerman Barat (1949 M), Taiwan, Korea Selatan (1950 M), Vietnam Selatan (1975 M), dan Kuwait (1991 M) ada Amerika Serikat dan NATO-nya. Sebaliknya dibalik Korea Utara, Vietnam Utara dan Kamboja ada RRC yang komunis (1950 M), dibalik Jerman Timur dan negara-negara Eropa Timur seperti Polandia, Rumania, Bulgaria (1944-1950 M), Federasi Yugoslavia (1965 M) ada Uni Sovyet dan Pakta Warsawa-nya, serta negara-negara Islam kuat seperti Iraq, Iran dan Afghanistan yang berbasis ekonomi syari’ah terus mengadakan perlawanan terhadap zionisme Yahudi dan liberalisme yang secara kasat mata jelas sangat bertentangan dengan syari’ah. Yang tampak langgeng-langgeng saja hanya Arab Saudi dipihak negara Islam, Vatikan (1929 M) di pihak humanisme-Eropa dan Rusia yang sejak tahun 1990 M runtuh paham komunisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar